Sejarah

RAJANG

Sejarah

SEJARAH DESA RAJANG

Pada abad ke 13 atau 1400 M telah berdiri suatu kerajaan kecil yang bernama Rajang yang asal katanya Arajang, jadi asal mulanya orang datang dari Pegunungan Pangala Rajang (Hutan Rajang) disinilah mula-mulanya terbentuk suatu perkampungan yang dipimpin seorang Raja. Perkampungan ini bertepatan dengan Kerajaan Letta, Raja yang Pertama yang  memimpin Kerajaan Rajang adalah Indo Loko, Indi Loko artinya menaungi menaungi masyarakat kemudian digantikan oleh putranya yaitu Tandi Apa Raja II (Puang Tobarani) ini adalah saudara kandung Kerajaan Letta. Puang Tobarani digelar Karaeng Rajang, dengan beberapa tahun ia memimpin Kerajaan ini dan memperebutkan takhta Kerajaan Rajang sampai akhir hayatnya. Lalu dilanjutkan oleh Raja III Matindo di Bulo dan dilanjutkan oleh beberapa Raja yaitu Raja IV Baconi Matindo Massuangga, Raja ke V Sumani Matindo Pare-pare, Raja VI Puang Janggo, Raja ke VII Labakka Matindo Bendo, Raja ke VIII Lasiduppa (Putra Labakka), Raja Ke IX Lapali (Putra Labakka), Raja ini gugur ketika mempertahankan Kerajaan Rajang dan mempertahankan Bangsa Indonesia melawan penjajahan Belanda, kemudian dilanjutkan oleh Raja X Singgorro, Raja ke XI Potte kemudian digantikan Raja XII Lapalawa (Daeng Malawa), ketika Raja ini memimpin Kerajaan Rajang berubah menjadi Arung maka Kerajaan Rajang berubah menjadi Arung Rajang, Arung ini digelar Puang Matoa Rajang, ketika Arung ini memimpin sudah mulai ada perubahan dimana Arung ini memimpin sudah mulai ada perubahan dimana Arung ini sudah mengenal tata cara mengolah tanah dengan cara Tradisional yaitu membuat bajak dari kayu untuk mengolah persawahan dengan menggunakan tenaga hewan seperti kerbau, sapi dan kuda untuk mengangkut hasil sawah petani dan perkebunan. Karena Arung ini rajin mengikuti pertemuan-pertemuan antara Kerajaan membahas berbagai masalah dikerajaan sekitar seperti Kerajaan Sawitto, Kerajaan Letta, Kerajaan Enrekang dan Kerajaan Bone. Pada masa kepemimpinannya masyarakat merasa tenang dan sudah mulai menggarap tanah yang terlantar dan dijadikannya perkebunan dan persawahan yang ditanami jagung, padi dan lain-lain untuk kebutuhan sehari-hari, dan lamanya memimpin mulai tahun 1894 sampai 1936 lalu dilanjutkan Arung ke XIII Tammanangnga Putra Lapala Daeng Mallawa dengan gelar Puang Lolo, masa kepemimpinan dua tahun mulai 1936-1938.

Pada tahun 1938 kepemimpinan Arung Rajang maka Puang Matoa Arung Rajang memanggil menantunya di Kerajaan Letta untuk diangkat menjadi Arung Rajang yaitu Massapaila Arung ke XIV (Keturnan Raja Letta ). Arung Massapaila ini tewas ketika tragedi korban 40.000 jiwa Sulawesi Selatan melawan penjajahan Belanda, lalu digantikan oleh Arung ke XV yaitu Tawakkal (Saudara Kandung Arung ke XIV ). Ketika Puang Tawakkal memimpin Arung Rajang,ia ditunjuk dari Kerajaan Sawitto untuk menjadi Kepala Distrik Kecamatan Lembang yaitu Tallu Lembang Riase Tallu Lembang Riawa. Maka dari sekian Raja-Raja dan Arung yang pernah memimpin diatas, keberadaan dan pengelolaan sumber daya alam suku mendiami hutan belantara hidup dari berburu,Hidup dengan perkebunan jagung, padi  ladang dan lain-lain. Dengan sistem perladangan yang berpindah-pindah dengan jalan membabat hutan lalu ditanami,mereka sebagian turun kedaerah dataran rendah sebagai peladang berpindah-pindah lalu pada bagian pada musim hujan kebunnya digenangi air maka kebunnya diolah menjadi sawah. Dan bahasa yang digunakan oelh masyarakat dinamakan bahasa patinjo sebag ai  pemersatu dan bugis. 

Sejarah Organisasi Desa sistem pengorganisasian dengan terjadinya hunian penduduk menjadi kampung-kampung, baik kampung yang didaerah pegunungan maupun didataran rendah maka Rajang terjadi dua belas kampung atau pangadaran (adat) yang  masing-masing dikepalai oleh Kepala Kampung (Kepala Adat), dan yang pertama  kali menganut agama islam adalah Kerajaan Letta dari Kerajaan Bone lalu  menyebar ke Kerajaan Rajang dan Kampung-kampung yang didaerah dataran rendah, meliputi Buttu, Talambung Riawa, Pakeng, Rantoni.  Sedangkan didaerah pegunungan meliputi Peppangan, Masuangga, Arra, Kalidong, Suka, Mallang, Dongi dan  Malong. Pada tahun 1963, Distrik Rajang dijadikan dua buah Desa yaitu Desa Rajang  dan Desa Polewali yang masing-masing dikepalai oleh Puang Siga Kepala Desa Rajang dan Abd. Rahman Galla Kepala Desa Polewali maka wilayah Desa Rajang waktu itu adalah Buttu, Talambung, Talambung Riawa, Suka, Kalidong, Arra, Massuangga dan  Peppangan dan wilayah Desa Polewali adalah Pakeng, Malong, Rantoni, Mallang, dan  Dongi. Kemudian pada tahun 1966 Desa Rajang dan Desa Polewali digabung menjadi  Satu Desa yang bernama Desa Rajang yang dikepalai oleh Abdul Rahman Galla,lalu dibentuk empat  buah lingkungan kemudian berubah menjadi Dusun dalam wilayah Desa Rajang yaitu  Dusun Patumbu, Dusun Boddi, Dusun Pakeng dan Dusun Rantoni. 

Setelah habis masa jabatannya Abd.Rahman Galla sekitar tahun 1970 dan pada tahun1976, diadakan untuk Pertama kali Pemilihan  langsung Kepala Desa Rajang dan yang terpilih waktu itu adalah Abd. Karim. B sampai pada tahun 1982 dan pada tahun 1983  diadakan lagi pemilihan Kepala Desa yang terpilih waktu itu adalah Patiroi  Tawakkal dengan periode 8 tahun dan ketika masa kepemimpinannya, peningkatan  pembangunan Desa Rajang mulai terlihat, baik Sumber Daya Manusia (SDM) maupun  perekonomian masyarakat. Pada masa kepemimpinan beliau Desa Rajang dimekarkan  menjadi dua Desa yaitu Desa Pakeng pada tahun 1988, masa jabatannya dari tahun 1983-1990 dan kembali lagi  terpilih pada tahun 1992, namun beliau tidak  menyelesaikan masa jabatannya karena beliai wafat pada tahun 1995, pada tahun 2000 diadakan pemilihan Kepala Desa Rajang yang terpilih adalah Abd.Wahid Tawakkal dengan masa jabatan 8 tahun. Namun beliau tidak dapat menyelesaikan masa jabatannya karena beliau wafat pada tanggal 30 April 2004.  dan dijabat oleh badaruddin pada tahun 2004-2005.

Kemudian Pada tahun 2005 diadakan  pemilihan Kepala Desa Rajang dan yang terpilih adalah Hendriadi dengan masa Enam periode Tahun 2005-2011. Masa kepemimpinan Hendriadi selaku Kepala Desa  Rajang, telah banyak perubahan-perubahan yang meliputi pembangunan infrastruktur, Pemabangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA), selama kepemimpinan  Hendriadi Desa Rajang sudah ada kemajuan terlihat sekarang ini, beberapa program pembangunan yang masuk di Desa Rajangn dirasakan kegunaan dan kemanfaatannya oleh masyarakat. Dan setelah masa jabatan Hendriadi (tahun 2011). Diadakan kembali pemilihan Kepala Desa secara langsung oleh masyarakat  untuk masa jabatan periode 2011-2017. Atas amanat dan kepercayaan dari  masyarakat akan ketekunan serta kepedulian selama ini yang dilakukan Hendriadi  terhadap desa dan masyarakatnya sehingga Hendriadi terpilih kembali sebagai  Kepala Desa Rajang (Memimpin Desa Rajang Kedepan) akan tetapi Sang  Khalik terlalu cepat memanggil dia sehingga jabatan Kepala Desa diserahkan kepada Sakka sebagai Pejabat Kepala Desa. Sambil menunggu waktu pemilihan kepala Desa Pemeritahan Desa Rajang  dijabat oleh Sakka. Pada tahun 2015 diadakan pesta demokrasi pemilihan Kepala Desa Rajang dan Pesta Demokrasi tersebut berjalan dengan aman dan baik dan masyarakat memberikan kepercayaan kepala Muhammad Abu yang terpilih sebagai kepala Desa Rajang yang menjabat selama 2015-2021. Dan sebelum pemilihan yang menjabat kepala desa rajang sementara adalah Sofyan pada tahun 2021. Pada tahun 2022 diadakan kembali pesta demokrasi (pemilihan kepala desa rajang) dan yang terpilih kembali Muhammad Abu sebagai kepala desa rajang periode 2022-2027.  



 










Layer 1